RAHASIA SUKSES BERSAMA PENERBIT ANDI OFFSET

Semakin berlalu lebih seru dan bertaburan bintang yang syarat dengan prestasi dan karya. Kali ini Gilang ngobrolin sosok Operasional penerbitan ANDI Offset. Nara sumber yang bernama Edi S. Mulyanta ini lahir 51 tahun yang lalu, Jogjakarta, 24 Mei 1969.

Dengan hobi membaca, menulis, ohraga dan bermain musk, semakin melengkapi kisah litaersinya.


Gilang berseteru dengan gawai penumpu literasinku malam itu.  Melanjutkan kisah-kisah pena dengan sejuta  asa merajut impian jadi penulis, jadi bisa penulis hebatlah. Dalam keasyikan mematri keybord gawai hadir Rini menghakimi keseriusku.

“Wah….., apa sih yang Gilang kerjakan serius amat, kayak mau jadi miliader saja”  tambah nada lembut Rini, menyambung. Ah, kamu Rin, bikin aku kaget saja. Selain menggangu kerjaanku  kamu tidak punya kerjaan apa.

Ya deh aku tidak bermaksud mengganggu mu, Lang. aku kan tidak suka baca, tapi pingin tahu sesuatu. Dan aku tahu kamu kutu bukunya. Itu makanya aku datang hampiri kamu, ngintip literasimu. Pingin aku menulis, tapi aku masih nyaman dengan bermalas-mlasan seperti sekarng ini, seloroh Rini melanjut diri mengingin tahu aktivitas Gilang dalam belajarnya.

Begitu ya, maksudmu Rin. Sahut Gilang mencari sebab kenapa Rini suka merepot aktivitas Gilang dengan kegemarannya menulis.

Ok, kalau begitu coba dengar ini ceritaku, mudah-mudahan literasi dengarmu memberi manfaat dari cerita ku ini, ajakan Gilang menyemangati Rini sahabat kecilnya.

Rin, kamu tahu tidak nara sumber yang menebar semangat saat aku kuliah on line belajar menuis buku.

Yaaa ampun……Gilang tanya sama aku kok seperti itu. Kan sudah kubilang, aku ini tidak suka membaca, tapi aku pingin tahu informasi tentang tulis menulis dari kamu.

Aduh Rini….., mau tau tapi tidaksuka baca, kan tidak bagus itu. Baik Gilang  lanjutkan berbagi agar Rin bisa juga tahu apa yang aku lakukan. Malam itu kuliahku sudah memasuki pertemuan ke-14, dengan nara sumber Bapak Edi S. Mulyanta dari penerbit Andi., dengan segudang pegalaman kerja, sebegai berikut :

1.      Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000

2.      Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001

3.      Ka. Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2001-2002

4.      Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2002

5.      Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2002

6.      Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2003-2004

7.      Product Development Penerbitan ANDI Jogjakarta 2004-2006

8.      Ka. Biro Penerbitan Buku Umum (PBU) Andi Jogjakarta 2006-2007

9.      Manager Operasional PBU ANDI Jogjakarta 2008 –Sekarang

10.  Founder pasar e-book Perguruan Tinggi (PerTi)  http://ebukune.my.id

11.  Founder pasar e-book non PerTi  http://bukudigital.my.id

Bapak dengan tiga anak ini sudah melanglang buana dua puluh tahun mengelola penerbitan, sehingga matang betul dalam dunia penerbitan buku.

Dengan pengalaman lama seperti itu sangat pahamlah tentang trend konten buku yang tersebar di pasar, sehingga dapat memberikan resume tema yang sedang menarik pasar. Bukan sebatas itu Rin, direktur operasional penerbit Andi ini sangat lihai memetakan pesaing, dan target penulis yang menjadi sasaran. Nah, setelah menemukan  resume, selanjutnya menemukan prospek penulis yang mempunyai kemampuan seperti trend yang mengarah seperti itu.

Wah, susah juga ya Lang menjadi Direktur Penerbit, sela Rini tanpa disadari memotong asyiknya Gilang menceritakan pengalaman malam itu.

Karya tulis bukunya Pak Edi banyak sekali (https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao)

 

  1. Lebih Mahir dengan Microsoft Word 2019, Membantu Menulis Dokumen, Laporan, Karya Tulis Ilmiah, Skripsi hingga Buku - 2020
  2. Lebih Kreatif dengan Adobe Photoshop CS4 2008
  3. Corel Draw X4 2008
  4. Teknik Modern Fotografi Digital 2007
  5. Pengolahan Digital Image dengan Photoshop CS3 2007
  6. Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006
  7. Special Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop CS2 2005
  8. Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign CS 2005
  9. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005
  10. Trik & Teknik Profesional CorelDraw 12 2004
  11. Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003

Ya betul Rin, memang seperti itulah pekerjaan panjang yang dijalani Pak Edi.  “Kalau begitu dimana letak kepekaan pengelola penerbit teerhadap calon penulis “ tanya Rini lebih lanjut. Nah ini,  beliau menyadari terkadang memang calon penulis justru mempunyai insting yang lebih tajam dari penerbit, sehingga sering terjadi penerbit tertinggal informasi dibandingkan dengan penulis. “Hebat juga ya si calon penulis itu” sahut Rini menimpali omongan Gilang.

Kalau begitu berarti ,  penerbit belajar dari data-data histori pemasaran sedangkan penulis terkadang telah melangkah lebih jauh dengan prediksi yang mungkin telah dipelajari sebelumnya. Lebih lanjut Gilang menjelaskan apa yang dia pahami dari informasi yang disampaikan oleh Operasional penerbitan ANDI Offset tersebut.

Rini tahu ndak, kenapa penulis dengan penerbit saling membutuhkan ? sela Gilang menanya Rini. Yang menjadi kelebihan penulis adalah penulis itu menguasai konten, sedangkan penerbit menguasai data pemasaran. Langkah yang dilakukan adalah melakukan link and match antara data history dan data trend ke depan. Sehingga,  penting membangun komunikasi antara calon penulis dengan calon penerbitnya, karena keduanya terkadang dalam cara pandang yang berlainan. Menurut Pak Edi, penulis lebih menguasai  konten, sedangkan penerbit lebih banyak bobot pemasarannya.

Wah semakin asyik nih, dengerin kamu nyeloteh, timpal Rini memberi semangat kepada Gilang.

Ah, kamu Rin, suka memuji kalau ada maunya. Lanjut ya kujelasin, bicara Gilang menjelas lagi. Menurut Pak Edi, penulis itu memerlukan media untuk menyampaikan maksud dan tujuannya menerbitkan buku. Hal ini yang menjadi kunci keberhasilan untuk dapat masuk ke dunia penerbitan, yang memang disamping masalah pasar yang diperhitungkan, ada masalah idealisme yang dipegang oleh penerbit. Setiap penerbit mempunyai idealisme masing-masing, terkadang Penerbit secara alamiah akan tersegementasi dalam kemampuan menelaah materi dan cara menjualnya. Tutur Gilang, menirukan apa yang disampaikan Pak Edi pada pertemuen tersebut.

Rini mengangguk pertanda semakin berisi literasi dengarnya malam itu, maklkum gadis malas baca, sukanya hanya nguping saja omongan orang. Dengan senyumannya yang manis itu dia mengorek lebih jauh tentang oraganisasi penrbitan yang diketahui Gilang.

Coba kamu ceritain apa saja organisasi penerbit yang diakui Negara. Ayo… jelasin !  Rini meminta Gilang.

Setahuku organisasi penerbit itu ada dua yang diakui oleh pemerintah dan secara hukum diperbolehkan mengeluarkan ISBN di bawah Perpustakaan Nasional, yaitu :

  IKAPI ( Ikatan Penerbit Indonesia )

Tutur Gilang melanjut cerita kuliahnya. Rini sahabatku yang baik hati, kamu tahu kan IKAPI itu pemainnya adalah penerbit dan percetakan dan sipatnya murni mencari keuntungan

Secara Industri, IKAPI lebih mudah bergerak di pasar, karena genre terbitannya sangat luas dan mudah diterima berbagai kalayak.

Segementasi anggota IKAPI terjadi secara alamiah, apalagi jumlahnya 1000-an hal ini diperlukan oleh calon penulis untuk dapat memutuskan ke mana calon tulisannya tujukan.

 APTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi).

APTI adalah sesuai dengan keilmuan kampus lembaga pendidikan tinggi lebih mementingkan kualitas terbitan yang dihasilkan. Beda banget ya misinya kedua oragnisasi itu, Rini mencatat kecil atas penjelasan Gilang itu. Ya, begitulah keduanya saling melengkapi dan saling menunjukkan keunggulan masing-masing, cerita Gilang, menambah pemahaman Rini lebih lanjut.

Berbeda dengan target market APTI yaitu untuk lembaga pendidikan tinggi yang menekankan pada Tridarma Perguruan tinggi.

Selanjutnya Gilang menyodorkan sebuah table atas pejelasannya yang sudah dia paparkan kepada Rini, untuk lebih paham lagi

Bila dirangkum dalam tabel sebagai berikut :

Komponen Variabel

PENERBIT IKAPI

PENERBIT APTI


Pemain

penerbit dan percetakan murni mencari keuntungan

Penerbit lebih mementingkan kualitas terbitan yang sesuai dengan keilmuan kampus lembaga pendidikan tinggi (penerbit-penerbit kampus atau Press Kampus).

Industri

lebih mudah bergerak di pasar, karena genre terbitannya sangat luas dan mudah diterima berbagai kalayak.

diperuntukan lembaga pendidikan tinggi yang menekankan pada Tridarma Perguruan tinggi.

 

segmentasi

Anggota IKAPI secara alamiah

Terdiri atas PT


Rini sedikit bingung memahami penjelasan Gilang yang melanjut cerita lagi. “ Kenapa kamu melamun Rin ?” Tanya Gilang menyadar kaget Rini.  

“Rin kurang paham ni Lang” sahut Rini, membenarkan lamunan

Gilang kembali merajut ceritanya atas ketidakpahaman Rini. Aku sih memahami dengan mengingat dengan istilah Penerbit Mayor dan Penerbit Minor, dengan tujuan memudahkan saja dalam mengidentifikasi penerbit. Penciri penerbit mayor dan minor semakin kentara dalam pemilihan kode nomor ISBN, unuk mempermudah skala produksi masing-masing penerbit. Dan hal ini digunakan oleh lembaga DIKTI untuk memberikan penilaian tersendiri terhadap penerbit tersebut.

Seperti itu cerita Gilang melanjut informasi yang diterima dari Pak Edi untuk  menambah suasana paham Rini, dengan istilah Penerbit Mayor dan Penerbit Minor. Dan calon penulis harus mampu melihat pula histori hasil terbitan masing-masing penerbit dengan tujuan menentukan sikap ke penerbit mana naskah tulisannya disalurkan.

Ku contohkan ya, agar Rini lebih paham, maukan Tanya Gilang melempar senyum tipis kepada Rini. Bila penulis mempunyai tulisan Fiksi, maka naskah  tulisannya dikirim ke penerbit yang memang kuat di pasar buku Fiksi, sehingga  bisa mengirimkan naskah ke penerbit fiksi. Sementara kalau tulisan non fiksi, ya pasti dikirim ke penerbit non fiksi pula.

Gilang terus melanjut paparan pemahaman yang  didapatkan dari Operasional penerbitan ANDI Offset dari jebolan S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994 dan menuntaskna S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006

Bahwasannya terlebih dahulu langkah mudah pengenalan awal penawaran tulisan adalah dengan membuat semacam proposal penawaran penerbitan buku dikirimkan ke e-mail penerbit, yang menjadi tujuan kita.

Isi Proposal ini  meliputi:

1.     Judul Utama Buku

2.     Sub judul jika diperlukan (sub judul ini memberikan penciri tersendiri untuk mempermudah pencarian tema) Biasanya judul utama dapat sama dengan judul-judul yang ditulis oleh penulis lain, sub judul ini sebagai ciri khas dari kita.

3.      Outline lengkap naskah, dalam bentuk bab-bab dan sub bab yang jelas hirarkinya.

4.   Target pasar sasaran tulisan bapak ibu, misalnya buku ini untuk Guru, Murid, atau Orang tua, atau tulisan umum semua lapisan masyarakat

5.      Tulislah Curicullum Vitae, dalam bentuk narasi.

Ini sangat penting untuk melihat kepakaran kita di bidang apa, atau menonjol di bidang apa. sebagai gambaran oleh bagian pemasaran untuk melihat besarnya potensi calon pembaca penulis tersebut. tambahkan dengan menyertakan satu bab sampel yang akan ditelaah oleh bagian editorial, untuk melihat gaya penyampaian, untuk melihat pemilihan kata (diksi) kalimat, serta gaya penyampaiannya.

 

Begitu Rin, sela Gilang ditengah keseriusan Rini, menyimak cerita lengkap mengenal penerbit. Bahwa, gaya penyampaian ini sangat diperlukan, untuk dapat menggaet pembaca. Setiap pembaca mempunyai kecenderungan menyukai gaya tertentu dari penulisnya. Misalnya penulis menggunakan kalimat-kalimat aktif akan lebih banyak disukai oleh pembacanya dibanding dengan kalimat-kalimat pasif.

Lanjut Gilang bercerita, sebagai sosok penulis kita harus berani mengirimkan karya kita ke beberapa penerbit, supaya dibaca oleh editor atau redaktur penerbit. Rata-rata penerbit memperlakukan Proposal Penerbitan buku dari penulis  sudah selayaknya naskah atau bakal buku yang akan terbit. Sehingga akan melalui beberapa review.

Lebih lanjut Gilang merinci  “ Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Penerbitan Buku”  :

1.    Ubahlah gaya penulisan menggunakan kalimat pasif menjadi klaimat aktif, agar gaya penyampaian di buku lebih powerfull.

2.    Kirimkan ke beberapa penerbit, supaya dibaca oleh editor atau redaktur penerbit.

3.  Proses beberapa reviu oleh penerbit, mengacu kepada Undang-undang perbukuan, tahap ini talah dibuat aturannya, sehingga setiap penerbit memang telah terstantarisasi mengikuti perundangan dari pemerintah tentang Naskah dan Buku.

4.  Tahap check plagiasi, yang dilakukan oleh editor bahasa. Tahap ini akan meneliti seberapa besar bapak ibu melakukan plagiasi terhadap tulisan lain. Cek plagiasi bisa dilakukan menggunakan aplikasi dan secara manual oleh editor-editor kami yang berpengalaman. Hasil dari cek plagiasi berupa laporan derajat plagiasi, yang sebenarnya secara detail dilakukan saat telah diterimanya naskah untuk diterbitkan.

5. Jika terjadi plagiasi di batas ambang yang kita tentukan, naskah akan dikembalikan untuk dimohonkan dilakukan revisi. Plagiasi ini meliputi teks dan gambar yang disadur tanpa memberikan sumber yang jelas. Agar terhindar dari plagiasi selalu cantumkan sumbernya untuk naskah non fiksi. Sedangkan naskah fiksi, tidak diperlukan sumbernya.

6.    Langkah akhir  membuat resume, abstract, atau calon sinopsi buku.

7.    Setelah buku dinyatakan diterima, jangan berhenti sampai di sini. Carilah endorsment-endorsement dari tokoh-tokoh yang dianggap mumpuni di bidangnya atau pejabat masyarakat yang dikenal, artis,dan lain-lain yang mempunyai follower atau massa banyak. Hal ini lebih ke strategi pemasaran buku ke depannya.

Rini semakin paham apa saja yang harus diakukan oleh penulis untuk menerbitkan bukunya. Dan lebih lanjut di bertanya tanpa disadari akan payahnya Gilang menjelaskan pada dirinya. Dan tanpa disadari pula saking asyiknya Gilang melanjut diri bercerita mengenalkan ISBN kepada Rini.

“Rin, kamu mau tahu kan buku yang diakui angka kreditnya itu harus ber-ISBN” Tanya Gilang membenarkan keingintahuan Rini.

“Betul, aku pinigin tahu tenatng ISBN itu”  sahut Rini penasaran.

Akhirnya Gilangpun menjelaskan tentang ISBN yang tercantum dalam terbitan buku tersebut.

 Mengenal Penomoran ISBN



Struktur penomoran ISBN adalah seperti gambar yang disajikan Struktur Nomor itu dipisah-pisah dalam 5 bagian yakni prefix elementgroup identifierregister elemetpublications element, dan check digit.

Publication Element

adalah jumlah produksi yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Penerbit Andi skala produksi terbitannya adalah 4 digit.

Penerbit Indi mungkin skala terbitannya hanya 1 digit, nah itulah  yang membedakan penerbit mayor dan minor  diihat dari ISBN penerbit.

Registrant element

Dapat dilihat sebagai penciri skala penerbitnya, semakin kecil registrant element penerbit tersebut mempunyai skala terbitan yang besar.

Publication Element 

Menjadi acuan DIKTI dalam menentukan outcome penulis diterbitkan oleh siapa.


Waduh tiada terasa ya lang, kamu dah cerita banyak tentang dunia penerbitan, sapa Rini dipenghujung cerita Gilang.

Ya, begitulah kalau kita mau menerbitkan buku dengan banyak langkah yang harus kita ketahui dan pahami. Sahut Gilang menyimpul ceritanya malam itu.

 

Simpulan

Akirnya Gilang memberikan Rini simpulan. Pentingnya informasi dari penulis sangat dibutuhkan oleh penerbit sehingga tulisan yang disajikan kepada penerbit harus dilengkapi dengan gambaran penulis secara detail. Dengan adanya informasi tentang penulis akan menentukan  penilaian dan menentukan keputusan penerbit dalam menerbitkan naskah buku menjadi buku yang dikirm oleh penulis tersebut.

Rini merasa bersyukur sekali dapat cerita menarik yng penuh dengan literasi edukasi. Dia semakin tahu tentang penerbitan. Terima kasih ya Gilang, sudah berbagi pada Rini. Semoga buku solomu segera bisa terwujud menjadi impian nyata mu. Salam sukses.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DERMAGA HATI DALAM PUISI

MENJADIKAN DIRI BUKAN GURU BIASA

USAHA SUKSES GURU BETTI RISNALENNI