USAHA SUKSES GURU BETTI RISNALENNI

 

Tapi saya bukan penulis tapi pernah menulis (Betti Risnanelli-2020). Itulah Bahasa sederhana dalam kata pembuka sebagai sikap rendah hati seorang yang sudah sukses dalam karya nyata.

Berlanjut guru sukses ini bertutur, ada rasa ragu sebenarnya saya agak tidak enak berbagi dikelas menulis ini karena di sini banyak orang hebat dan penulis. Ok saya akan bercerita pengalaman saya saja. Dari jadi guru sampai punya usaha.

Untuk memperlancar sajian informasinya, Guru sukses ini menyajikan video https://youtu.be/_txR-OhkTpA.

Dengan judul inspirasi, dari hobi mengajar akhirnya punya ladang usaha “Kedai Kreatif” dengan usaha Roti Metri Kartini. Kedai yang didirikan bertujuan  memberikan pembelajaran kepada anak-anaknya, untuk belajar mandiri berdikari, sehingga memiliki kemampuan melewati semua tantangan kehidupan dan kesiapan dalam hidup menatap masa depan.

Bu Risna, mencerita bahwa sampai sekarang  masih mengajar walau hanya sedikit jam. Itu juga sudah cukup menguras pikiran juga karena zaman pandemik, guru harus lebih kreatif dalam mengajar.

Kita sebagai guru mempunyai peluang besar untuk menjadi pengusaha karena kita mempunyai bangsa pasar yang banyak. Mulai dari murid, orang tua murid, teman seprofesi dan lainnya.

Saya cuma kalau ada kesempatan kepala saya sering muter , kira-kira kalau jualan, apa ya yg akan dibeli orang atau diperlukan orang. Dan saya kalau berjualan juga gak selalu laku tapi saya senang aja. Kalau dalam ilmu jualan itu gak boleh, ini baru saya ketahui setelah saya belajar lewat pelatihan UMKM.

 Oh ya ibu-ibu , saya ngobrol tentang pengalaman saya dari guru menjadi punya usaha ya. Walau tidak berarti saya hebat diwirausaha. Justru kalau secara ilmu baru saya dapatkan tapi kalau secara praktis sudah saya jalankan

Jadi saya memulai jualan itu sejak saya membuat kursus. itu jualan juga kan ? Jualan materi. Saya awalnya membuat kursus Aritmatika tahun 1996. Kemudian saya menulis buku aritmatika dan menjualnya sendiri dengan mengadakan pelatihan-pelatihan.

Itu saya mulai pada tahun 1998. Dan saya memiliki 24 cabang untuk daerah Bekasi saja, belum termasuk luar daerah. Dan pada tahun 2003 saya mulai mendirikan sekolah TK dan TPQ. Pada tahun 2004 mulai dengan SD. Itu juga usaha , walau itu bukan profit yang kita tujukan. Profit dengan serta merta ikut serta, sampai saat ini dan sekolah masih eksis. Karena usia jualah, maka saya mulai mengurangi kegiatan di sekolah dan mulai buka kedai di samping rumah.

Dan karena musibah Covid ini usaha yang baru dirintis juga mengalami kemacetan yang sangat berdampak.

Pada masa ini pemerintah kota Bekasi dan Indonesia pada umumnya sangat memperhatikan UMKM. Ya saya dapat mengikuti berbagai pelatihan dengan gratis, lebih lanjut Bu Risna menceritakan pengalaman yang telah banyak memberikan warna perjalanan hidupnya.

Dan produk saya pun sudah mendapatkan ijin PIRT dan sertifikat halal, dan berbagai pelatihan saya ikutin terutama tentang BOGA.

Omjay bloger PGRI ini menyapa dengan pertanyaan dengan semangat ingin tahu lebih jauh, yang menjadi pendorong alasan bergerak dibidang usaha sendiri menurut nya adalah :

Kalau buka usaha sendiri itu kita bisa sesuai dengan ide dan keinginan kita walau kita harus lebih kerja keras karena kita sendiri. Kita buat situasi kerja yang enak aja dengan rekan kerja kita. Kalau saya di sekolah itu udah kayak saudara sendiri. Perselisihan atau beda pendapat itu pasti ada, tapi ya harus segera diselesaikan.

 Pelepasan yang tertunda dan dilakukan dengan sederhana. Walau sudah pada jauh hanya 3 anak yg tidak datang. 1 karena sudah di jawa tengah, 1 karena tidak dapat ijin dari pesantren dan 1 karena ada yg meninggal saudaranya.

Sekolah ini saya mulai tahun 2003 dimulai karena diajak kerjasama oleh salah satu cabang aritmatika saya. Tapi kerjasama nya hanya berjalan 3 bulan karena menurut teman malah bikin rugi, tidak ada untungnya. Setiap usaha baru pasti banyak cobaannya. Saya tetap melanjutkan perjalanan mendirikan sekolah tersebut

Dengan mendirikan sekolah tersebut saya banyak berkenalan dengan orang dan banyak kegiatan yg membuat saya bisa berprestasi dan wawasan saya menjadi bertambah luas.

Sebenarnya kalau mengajar dan menjadi pengusaha itu kalau usahanya sudah jalan sih sebenarnya bisa aja mengaturnya. Kalau salah satunya masih baru, ya lumayan sibuk juga pak. apalagi kalau di situ banyak kegiatannya

Ya harus bisa membagi bagi waktunya. Kalau saya sudah mengalokasikan kalau jam mengajar , kegiatan yang lain ditunda dulu. 











Nadiem Makarin  murid saya waktu saya ngajar di SD Al Izhar Pondok Labu pak.

di kelas 4

Pemilik café ini  merasa minder karena belum produktif menulis seperti peserta kelas belajar menulis gratis. Bunda Betti memang ada rencana mengabadikan kisahnya melalui buku, tapi karena berbagai kesibukan, naskahnya belum rampung sampai saat ini. Namun, kiprahnya dalam dunia literasi perlu diacungi 2 jempol. Bunda Betti aktif di 2 TBM ( Taman Bacaan Masyarakat ) . TBM Insan Kamil dan TBM Kartini Kreatif dan  ikutan di gareulis, kebetulan pengurus juga. 

Harus disadari dan dijalani usaha dengan sungguh sungguh dan selalu mohon ridhonya Allah. Kerja keras bu intinya. Mulai di kantin sekolah dan kalau ada kegiatan bawa produknya. Kita harus pede kalau nawarin harus siap. Karena yang beli juga banyak yang mencoba mental kita, merendahkan. Yang penting pede saja bu, dan yakini akan produk kita.

Awalnya sih mau bantu merintis usaha dan bisa diwariskan ke anak. Trus saya juga mau berkegiatan di rumah. Cafe nya kebetulan samping rumah. Jadi saya bisa bertemu dengan teman dan banyak orang tanpa harus pergi-pergi.

Kalau cafenya kan berkolaborasi sama anak. Dengan kegiatan Dan kalau ada kegiatan yang harus dengan saya biasanya hari sabtu dan minggu

Saya awalnya tidak hobby masak bu. Saya kalau masak, ya masak wajib saja. Walau dulu ibu saya punya usaha catering, saya hanya bantu bagian administrasinya saja.

Ide buka usaha itu karena saya mau pensiun dari kegiatan keliling menjadi kegiatan di rumah.

Seharusnya ada disemua wilayah bu. Sekarang ada istilah UMKM naik kelas. Ya harusnya diri kita yang tau membaginya. Kalau saya prioritaskan yang utama baru yang lainnya. Jadi kalau ibu ibu, ya paling dulu diberesin itu urusan dalam negeri     ( rumah ), baru mengajar dan setelah itu usaha. Luar biasa kegigihannya dalam menekuni berbagai usaha, semoga kita dapat mengambil hikmah dan dapat melakukan hal yang sama.

Pemateri  malam ini membuat saya lebih semangat lagi dalam belajar menulis.

Semoga dari guru dengan bakat preneurship lahir siswa yang berbakat prestatif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DERMAGA HATI DALAM PUISI

MENJADIKAN DIRI BUKAN GURU BIASA