KIAT PRAKTIS MENULIS ARTIKEL POPULER
Wah, sungguh semakin bergairah hati ini
untuk mengasah diri dalam belajar
menulis. “Mengapa begitu?” seloroh
guman hati kecilku menabur semangat.
Coba saja dipikir dari petemuan pertama
rasa takut itu berteriak memekik telinga
ini. Mengikat jemari ini seakan-akan
membatu dalam galau keraguan.
“Jadi ya tulisan ku
dimalam pertama kuliah on line belajar menulis ini ?”. Gusar penuh keraguan
dalam hati.
Sekian waktu telah dilalui semakin meruncing keberanian ini, walau jujur ku akui masih banyak kekurangan dalam merangkai kata demi kata untuk menjadi sebuah sajian yang menarik untuk disimak orang.
Semoga sajalah dimalam
ini ilusiku menumbuh kata semakin bermakna dan menerang pembaca yang budiman.
Ini sudah pertemuanke-9 Jumat, 23 Oktober 2020.
Narasumber Bapak Haji Encon Rahman. Kelahiran Majalengka, 5 April 1972.
Anak dari pasangan Darmin (ayah) dan Ecoh (ibu) bicara tentang teknik dan cara agar tulisan kita dimuat di koran-koran atau rahasia
sukses menulis artikel di koran lokal maupun nasional.
Prestasinya super luar biasa, dengan
sederet berita gemilang dan berbuah
manis `
Ceritanya segudang pengalaman Pak Haji Encon
Rahman, mengapa sampai sekarang sudah
500 artikel bisa dikirim, akibat senang membaca koran, yang berpengaruh pada
senang menulis.
Dilanjutkan dengan cara menjaga semangat
ketika tulisan kita tidak dimuat. Ditambakan strategi yang dijalani :
1.
Kirim dimuat di koran nasional yang dituju
2.
Kirim dikoran lokal yang lain,
bila ditolah lanjutkan
3.
Kirim Majalah Pendidikan, bila
disini gagal
4.
Simpan untuk tahun berikutnya
dengan penambahan
Hobi menulis memang sudah tumbuh sejak SMP
yang diawali dengan menulis di majalah dinding sekolah.
Berlanjut saat SPGN Majalengka yang
merupakan angkatan terakhir tahun 1991.
“Wah, sama dengan aku Pak Haji”, sela Maji
menimpali obrolannya yang berapi-api.
Aku juga tamat SPG tahun itu. SPGN
Singaraja tahun 1991.
Berlanjut Maji menambah seakan meniru gaya
Pak Haji Encon bercerita tentang tulis menulis.
“ Pak Haji terus juga mulai menulis di koran
dan majalah”.
“Kembali menulis cerpen, sajak kecil,
sehingga bangga karena banyak dibaca oleh temen SPG nya”, seloroh lirih nya
membenarkan semua ucapannya.
“Maji tahu tidak siapa mendorong saya saat
itu ?” sahut Haji Encon.
“Waduh Pak Haji….., kok didorong sih, kan
kasihan entar kan jatuh dan sakit”, sahut Maji.
“Masalah tulis menulis berisi didorong
segala, bikin babak belur saja” tungkas Maji lebih lanjut.
“Maji……, siapa yang mendorong dan siapa
yang didorong ?”
Pak Haji kan mau bilang yang memberikan
dorongan semangat saat itu adalah gurunya aku yang sudah Haji juga.
Beliau menyarankan tulisan saya dikirim ke
tabloid dan koran dengan mulai hal-hal sederhana.
Tabloid Mitra Desa, namanya. Saya memulai
dengan menulis humor, sajak , kartun. Sampai hari ini sudah 150 kartun yang
dimuat dikoran. Dengan hasil beberap minggu dimuat dan ada honornya. Dari
ini awalnya memulai tulisan umor dengan imbalan honor. Selanjutnya setelah
menulis umor dan dilanjutkan menulis sajak dan cerpen. Ternyata SPGN
Majalengka, tempatnya sekolah, tahu kiprahnya suka menulis. Karena sekolahnya berlangganan sehingga tahu tulisannya
dimuat dimajah Mitra Desa yang merupakan bawah Harian Pikiran Rakyat.
Dari sinilah memulai menyenangi dunia
tulis menulis, dengan motivasi awal sebagai sebuah kesenangan menulis disamping
karena dapat honor.
“Top Pak Haji ya”, sahut pendek kagum
Maji.
Sepertinya dia berpikir. Aku kapan ya bisa
seperti itu, guman hati lirih menyendu diri.
“Sudah jangan banyak bengong dan merenung
!” sela canda Pak Haji Encon.
Mengusik kagum Maji atas ceritanya Pak
Haji Encon.
“Siap Pak Haji, lanjutin obrolan tulis
menulisnya !”.
Saya kuliah di FKIP Bahasa Indonesia,
sehingga memiliki dasar-dasar keterampilan berbahasa.
Di Bandung termasuk rajin menulis artikel
walaupun masih serabutan dalam benuk cerpen, cerbung, kartun yang dikirim saat
itu.
Dari sanalah biasa membiaya kuliahnya
dengan tetap melanjutkan menulis sehingga bisa menutupi biaya kuliah. Honor
terbesar didapatkan dari koran-koran yang mererima tulisannya.
Cerita Pak Haji melengkapi wawasan Maji,
yang manggut-manggut saja mendengar.
“Selanjutnya bergaullah dengan komunitas para
penulis”, sahut bangga Pak Haji Encon membesar semangat Maji.
Saat itu saya bergabung dengan Komunitas Balai
Jurnalistik ICMI Bandung. Dari sinilah belajar banyak menulis cara menulis
cerpen dan puisi yang baik. Dengan semakin banyak mengikuti komunitas seperti
itu semakin muncul kemampuan menulis pada diri saya.
Dengan memasuki komunitas menulis kita
bisa menumbuhkan hobi menulis dan motivasi menulis semakin tinggi.
Yang paling diingat saat itu saat
memerlukan uang banyak membuat cerita anak yang dikirim ke Harian Umum Pikiran
Rakyat Bandung.
Saat itu diberikan honor Rp 100.000
sedangkan UMR waktu itu saja baru Rp 150.000. dengan harga emas/gram Rp 25.000.
“Ayo hitung berapa gram saya dapat emas
dari honor saya menulis ?” sahut bangga Pak Haji melanjut cerita.
“Berapa yaaa……, 4 gram kali, !” sahut Maji
terheran-heran.
Melanjut asyiknya tuturan Pak Haji. Langkah
selanjutnya yang saya lalui adalah
dengan kuliah di UNPAS. Itu kan memerlu biaya tinggi.
“Apa yang saya lakukan”, menyentak Maji
seperti terkejut.
Saya masih terus melanjutkan menulis di
Koran Nasila, Harian Umum Bandung Post, Tabloid Hikmah, Galura, dan setiap
harinya dimuat.
“Hebat banget ya Pak haji yang satu ini”,
celetuk Maji lebih penasaran lagi. Dengan usahan seperti sangat disyukurinya
bisa menamatkan kuliah secara financial dan akademisi.
“Boleh bertanya lagi ni Pak Haji ?” sela
Maji semakin penasaran.
“Monggolah, kenapa tidak, kan saya senang
ada diajak ngobrol sambil berbagi” sahut Pak Haji Encon dengan segudang
prestasi ini.
2011 Membuat Buku Pelajaran sebanyak 6 judul
2011 Membuat Buku Bertema Sosial sebanyak
2 judul
2012 Juara III Tingkat Nasional pada Lomba
Kreativitas Guru (LKG)
2012 Juara II Simposium Bermutu Tingkat
Nasional
2013 Fiinalis Inovasi Pembelajaran (Inobel)
Tingkat Nasional,
2015 Juara I
Anugerah Mahkamah Konstitusi Tingkat Nasional.
2006 Juara I Guru berprestasi (gupres) di
tingkat Provinsi Jawa Barat Hadiah
ke Tanah Suci
2006 Juara I Guru Berprestasi Nasional hadiah
ke Australia
2017 Peraih Medali Princess Mahacakri Award
Kerajaan Thailand.
“Sungguh luar biasa, begitu banyak prestasi Pak Haji raih”, sela Maji menyahut diri.
“ Apa sih kiat-kiat yang harus dilakuan?”
Tanya Maji penasaran.
“Ooo yang itu…..”, tukas Pak Haji, sambil
tersenyum kecil.
Memuji diri, bangga bisa bercerita banyak
dengan komunitas pegiat literasi se-Nusantara.
Yang saya lakukan sederhana sajalah,
seperti :
1. Kembangkan kemampuan menulis untuk mendapatkan finansial
2. Ikuti komunitas menulis untuk berkarya dan menulis agar
produktivitas dalam menulis
3. Tahan banting. Saat tulisan kita tidak dimuat agar tidak putus
asa.
Harus diketahui, mengapa seperti itu
- Judul yang tidak sesuai harapan redaksi
- Tema yang diusung tidak mewakili sebagain besar pembaca,
- Idenya sudah digahului oleh orang lain.
Solusinya adalah sering membaca koran. Pemula jangan mengrim ke
koran nasional. Istikomah mengirim tulisan berkali-kali`
4. Sering membuat kliping koran karya orang lain. Jangan malas
membaca tematik, dan siasti dengan melihat moment hari-hari penting tertentu
5. Pahami beberapa teknis dasar
agar tulisan kita bisa dimuat dikoran, karena menulis dikoran merupakan
keterampilan terapan.
“Berat juga ya Pak Haji, agar tulisan bisa
dimuat di koran atau tabloid atau majalah”, gerutu Maji memuji kesuksesan Pak
Haji Encon.
“Tidak susah dan berat sih” sahut Pak Haji
membalas gerutuan Maji.
“Perlu juga dipahami, Maji kan sedang mau
belajar menulis ni”
Ada beberapa level dalam menulis ada
katagori level rendah menulis , sedang seperti menulis buku bersama, antologi ,
level menegah seperti menulis di koran, dan level tinggi membuat buku solo.
Nyinyir Maji bertanya menahu diri. “
Kalau begitu kegiatan saya yang sekarang
ini baru level rendah ya, Pak Haji ?”
“Ya begitulah, tapi jangan putus asa”,
sahut Pak Haji membenarkan jawaban Maji.
Seakan tidak pelit dengan ilmu, Pak Haji Encon
menyambung goresan pikiran lisannya kepada Maji untuk lebih paham.
“Ni, kulajut lagi mau dengar tidak, supaya
sukses dalam menulis artikel mu nanti ?” sahut penyemangat Pak Haji kepada Maji
yang ditangkap sangat penasaran oleh Pak Haji.
Tips agar tulisan bisa dimuat dikoran :
1. Menguasai cara menuis judul artikel
2. Menulis intro artikel
3. Cara pembahasan artikel dan menutup artikel
Tips untuk Tabloid :
1. Mengamati tabloid itu, minimal satu bula
2. Ikuti gaya khas atau karakter tabloid tersebut.
Semakin malam tiada terasa cerita Pak Haji
Encong Rahman, walaupun lelah dengan aktivitas seharian. Tidak mampu menghenti
semangat dan motivasi untuk bisa menjadi penulis yag hebat suatu hari nanti.
Pak Haji dengan segudang prestasi ini
lebih lanjut mengajak menawarkan program
bimtek.
BIMTEK
CARA MENULIS ARTIKEL POPULER UNTUK KORAN DAN MAJALAH
Kembali
dibuka bimtek gelombang 4 cara menulis artikel populer dibidang pendidikan agar
bisa dimuat di koran dan majalah.
Sesuai
acuan buku 4 kemendikbud : Apabila artikel dimuat di media masa tingkat
nasional angka kreditnya 2. Sedangkan jika dimuat di media massa tingkat
provinsi angka kreditnya 1,5.
Bagi
sahabat yang ingin belajar menulis artikel populer agar bisa dimuat di majalah
dan koran silakan hubungi narahubung ibu Popon Rumyati. WA
082214738280`.Kontribusi, Rp 35.000 (tiga puluh lima ribu rupiah), No. Rekening
BRI Popon Rumyati 4308-0100-0192-530.
Pelaksanaan
Bimtek 1 November 2020., Pukul 20:00-21:00 WIB via WAG, dengan peserta yang terbatas.
Pendaftaran
dan kontribusi akan ditutup 30 Oktober
2020
Adapun
fasilitas yang didapatkan , berupa :
1. Materi berupa slide cara menulis artikel populer sebanyak
20 bab
2. Konsultasi
3. Naskah artikel akan dikoreksi mentor sebelum dikirim ke
koran dan
Majalah.
4. Alamat lengkap majalah dan koran nasional dan lokal
Seru gaya penyampaian resume nya..
BalasHapusmksi Pak Didi. tetap semangat yaaaa...
BalasHapusdan saling semangati.......
Mantul pak Maju👋 terus terang saya fokus di cara penyajian nya. Punya ciri khusus ala Maji👍
BalasHapusMksi Mas Septia
HapusPenyampaian resume dengan gaya yang lain telah memikat saya untuk membacanya hingga akhir kalimat. Salam sukses.
BalasHapusMasih belajar dan berlatih. Mksi yaaa..
HapusWaah, semakin keren bu, semangat tetap stabil
BalasHapusBerusaha dan berusaha. Tetap semangattt
HapusSemakin bagus resumenya.... Mantul
BalasHapusPak made mantaaap resumenya... semangat yah...
BalasHapusBelum bagus Bu Tini. Masih jauh drpd mentemen lainnya
HapusHebat resumenya, sangat lengkap ....
BalasHapusMksi Mas. Masih perlu belajar dari temen-temem semua
HapusMantap pak sukses terus
BalasHapusBli Budi juga super. Ayooo jaga semangat masih 11 kali pertemuan
HapusGaya baru ya pak...selamat berhasil tampil dengan gaya baru
BalasHapusBu Yuli, masih belajar kok. Ayo berbagi.
Hapusseperti cerita...wajah baru nih resumenya...
BalasHapusMencoba saja bu Nunung.semoga saja enak untuk dibaca
Hapusada unsur cerpennya, menarik ini mah
BalasHapusHa haaa, biar kagak bosan ngebacanya Bu Ifmelia
HapusTernyata Maji itu penulis sendiri? Kirain orang lain, hehe...
BalasHapusBoleh sih pakai gaya bertutur ala cerpen. Tapi bisa diperhatikan juga pemakaian kalimat langsung. Terima kasih.
Mksi saran dan masukannya Pak Rizky Kurnia
HapusTop...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHa haaaa
HapusSukses terus pak, tambah mantap resumenya dibikin cerita
BalasHapusSukses.juga Bu Jum
HapusResum dengan gaya baru, sukses pak
BalasHapusGaya masih dalam belajar.
HapusMksi yaaaa
top deh...
BalasHapusMasih jauh dari Bu Nunung
HapusMantap pak Jimat, usul, blog design-nya ditambah grafiti supaya makin joss
BalasHapusResumenya seru. Saran saja untuk penulisan bisa lebih dirapikan. Jujur tyang agak terganggu sama penulisannya, Bli. Astungkare. 🙏
BalasHapus